Diposkan pada 로맨스 ♥ Romance, 가족 ♥ Family, Fanfiction, 한방 ♥ Oneshoot, 우정 ♥ Friendship, Yaoi

Say It With Flower

 

Cring~ Cring~

Bunyi sebuah lonceng yang sengaja digantungkan dibagian kusen pintu sebuah toko menggema ditelinga sanga pemilik. Ya, hanya sang pemilik bukan sang pengunjung. Karena, sang pengunjung adalah seorang yang tuna rungu. Sang pemilik toko berbalik untuk menyambut sang pelanggan. Hanya tersenyum tanpa sapaan yang keluar dari mulutnya. Ia tahu, ia sudah hafal dengan pengunjungnya ini yang memang beberapa hari ini selalu mengunjungi tokonya.

Dengan cekatan, ia merogoh note di saku celananya dan menuliskan sesuatu, (“Kau kemari ingin membeli bunga lagi, Changmin-ssi?”)

Sang pengunjung yang dipanggil Changmin tadi hanya mengangguk dan tersenyum separuh minta maaf. Ya, ia tak bicara. Karena, ia adalah seorang yang tuna wicara.

(“Kenapa tersenyum seperti itu? Kau harus lebih ceria, Changmin-ssi!”) nasihat sang penjual bunga yang sudah dianggap sebagai kakak kandung sendiri oleh Changmin.

Changmin tersenyum. Membuat gerakan yang menandakan kalau ia sedang tertawa. Tertawa… tanpa suara.

Sang penjual bunga kemudian menulis lagi, (“Jadi, kau ingin membeli bunga apa hari ini?”)

Changmin kemudian merogoh saku jeans yang dikenakannya. Menarik keluar sebuah PDA yang biasa ia gunakan untuk berkomunikasi pada seseorang. Tangannya bergerak lincah di atas keypad PDA itu. Menimbulkan suara yang sudah tak asing lagi bagi sang penjual. Ya, sang penjual. Karena sekali lagi, ia tuna rungu.

[“Aku ingin membeli bunga Anemone lagi, Jae-hyung. Seperti biasa, hanya satu tangkai,”]

Jaejoong, sang penjual bunga pun tersenyum dan mengisyaratkan ‘tunggu-sebentar-kuambilkan’ pada Changmin yang masih setia tersenyum. Tak lama, Jaejoong kembali dengan setangkai bunga Anemone di tangannya. Bunga Anemone itu terlihat apa adanya. Segar bagai baru dipetik. Tak ada pita ataupun plastic bening penghias selayaknya yang biasa orang lain minta.

Ini lain, bunga itu tak berhiaskan apapun. Hanya terlihat… sebagaimana bunga itu seharusnya terlihat. Tapi, bukankah bunga itu jadi terlihat lebih cantik?

Changmin tersenyum senang dan kembali mengetik sesuatu di PDA-nya, [“Gomawo, hyung. Aku datang lagi besok,”]

Setelah menyerahkan uang untuk membayar bunga Anemone yang dibelinya, Changmin segera berbalik dan meninggalkan toko itu.

Lanjutkan membaca “Say It With Flower”

Diposkan pada 로맨스 ♥ Romance, 가족 ♥ Family, Fanfiction, 한방 ♥ Oneshoot, 우정 ♥ Friendship, Straight

Charice That Person

 

Hyera melangkahkan kakinya keluar dari taksi. Dia segera berjalan mendekati pantai.  Dia melihat sekilas pelabuhan itu. Sudah banyak rangka-rangka gedung yang dibuat. Yeosu sedang memersiapkan tempat ini sebagai tuan rumah untuk acara World Expo 2012.

Hyera mengalihkan pandanganya ke area pantai yang tidak dijadikan lahan proyek. Dia berjalan hingga ke bibir pantai. Dia melepas sepatu hak tingginya dan menentengnya. Dia berjalan menyusuri sepanjang jalan di bibir pantai. Sesekali ombak kecil menyentuh kakinya.

Dia berhenti dan memandang sang surya yang hampir tenggelam. Dia memejamkan matanya. Membiarkan desiran angin menerpa wajahnya dengan lembut. Membiarkan rambutya yang panjang menari-nari kecil karena hembusan angin. Membiarkan berkas cahaya matahari menerobos memasuki kelopak matanya. Membiarkan kedamaian senja itu menyelimutinya. Dia tersenyum.

Saat tak ada lagi berkas cahaya menerobos masuk, ia membuka matanya. Langit yang tadinya cerah berubah menjadi lebih gelap. Malam itu terlihat cerah dengan awan-awan kelabu seperti gumpalan kapas yang lembut. Dengan taburan ribuan bintang dengan cahaya yang gemerlap menghiasi malam. Ditemani sang bulan yang bertengger dengan angkuh dan gagahnya namun tetap memancarkan cahaya kelembutan yang menenangkan hati siapapun yang melihatnya.

Dia beralih melihat lautan biru yang membentang memisahkan daratan dengan ombak gagah sebagai penjaga tesetia dari lautan tersebut. Dia melihat garis cakrawala. Garis pembatas antara langit dan laut.

Memori otaknya terbang menyusuri masa enam tahun silam. Masa dimana dia pertama kali mengenal Lee Sungha, orang yang sangat ia cintai.

Kenangan antara mereka berdua berkelebat diotaknya.  Kenangan dimana pertama kali mereka bertemu. Kenangan saat mereka mulai menarik perhatian satu sama lain. Hingga saat, Sungha meminta Hyera menjadi kekasihnya.

-=.=-

Lanjutkan membaca “Charice That Person”

Diposkan pada 로맨스 ♥ Romance, Fanfiction, 한방 ♥ Oneshoot, 우정 ♥ Friendship, Straight

A Love to Kill


TIN…

Byulhyun tak sengaja memencet klakson mobil dengan kepalanya karena menginjak rem dengan mendadak. Hampir saja dia menabrak seseorang.

Dia berjalan keluar. Tampak seorang pria dengan pakian jas serba hitam sedang duduk di jalan di depan mobilnya. “Gwaenchanaseumnida?”

“Aniyo. Gwaenchana.” Jawab pria itu.

“Apa ada yang terluka?”

“Obsoseumnida”

“Kalau tiba-tiba ada yang terasa sakit, kau bisa hubungi aku.” Ujar Byulhyun sambil memberikannya kartu nama.

“Kim Byulhyun? Kau masih seorang mahasiswa.”

“Ne.”

“Keurom saya permisi. Saya terburu-buru.”

-=.=-

Lanjutkan membaca “A Love to Kill”

Diposkan pada 로맨스 ♥ Romance, 가족 ♥ Family, 계속 ♥ Countinue, Fanfiction

Cake Of Love part 15

Author  : Hye Ri

~~~~~~~~~~~~~

—- Kyuhyun POV —-

Dia nggak masuk. Aissh, padahal aku ingin minta maaf padanya hari ini. Ya ! Ijen eojjeo… [bagaimana sekarang]

Aku mengerucutkan bibirku kecewa. Padahal sudah semalaman aku menyiapkan kata-kata untuk minta maaf padanya. Untuk menyatakan perasaanku ? Mungkin bukan sekarang. Aku masih belum siap. Mencari cara minta maaf saja susah, apalagi menyatakan cinta. Haassh~

Aku menghela napas. Kumasukkan kedua tanganku ke saku celanaku. Sebuah ingatan terlintas di kepalaku.

“Tadi, Soo Young bilang kalau Seohyun sakit. Dan temannya bilang kalau itu gara-gara aku. Memang kemarin aku sekejam apa sih, sampai membuat Seohyun sakit ? Haasssh ! Kyu ! Kau ini pabo banget sih !” Aku mengetuk kepalaku sedikit.

Apa aku menjenguknya saja ? Tapi nanti dia mau menemuiku tidak ya ? Haash ! Bingung sekali. Apa tanya Hye Ri saja ya ? Aah~ cengeng banget sih aku dikit-dikit konsultasi sama anak satu itu ? Bisa ke-PD-an dia nanti.

Setelah berkutat lama dengan perdebatan batin dan pikiran, akhirnya kuputuskan untuk ke rumahnya besok dan meminta maaf padanya.

“Mungkin sebaiknya aku bawa cake untuknya. Geurae, aku akan ke rumahnya besok.” Tekadku.

Seohyun, gidareseo…

—- End POV —-

  Lanjutkan membaca “Cake Of Love part 15”