Hyera melangkahkan kakinya keluar dari taksi. Dia segera berjalan mendekati pantai. Dia melihat sekilas pelabuhan itu. Sudah banyak rangka-rangka gedung yang dibuat. Yeosu sedang memersiapkan tempat ini sebagai tuan rumah untuk acara World Expo 2012.
Hyera mengalihkan pandanganya ke area pantai yang tidak dijadikan lahan proyek. Dia berjalan hingga ke bibir pantai. Dia melepas sepatu hak tingginya dan menentengnya. Dia berjalan menyusuri sepanjang jalan di bibir pantai. Sesekali ombak kecil menyentuh kakinya.
Dia berhenti dan memandang sang surya yang hampir tenggelam. Dia memejamkan matanya. Membiarkan desiran angin menerpa wajahnya dengan lembut. Membiarkan rambutya yang panjang menari-nari kecil karena hembusan angin. Membiarkan berkas cahaya matahari menerobos memasuki kelopak matanya. Membiarkan kedamaian senja itu menyelimutinya. Dia tersenyum.
Saat tak ada lagi berkas cahaya menerobos masuk, ia membuka matanya. Langit yang tadinya cerah berubah menjadi lebih gelap. Malam itu terlihat cerah dengan awan-awan kelabu seperti gumpalan kapas yang lembut. Dengan taburan ribuan bintang dengan cahaya yang gemerlap menghiasi malam. Ditemani sang bulan yang bertengger dengan angkuh dan gagahnya namun tetap memancarkan cahaya kelembutan yang menenangkan hati siapapun yang melihatnya.
Dia beralih melihat lautan biru yang membentang memisahkan daratan dengan ombak gagah sebagai penjaga tesetia dari lautan tersebut. Dia melihat garis cakrawala. Garis pembatas antara langit dan laut.
Memori otaknya terbang menyusuri masa enam tahun silam. Masa dimana dia pertama kali mengenal Lee Sungha, orang yang sangat ia cintai.
Kenangan antara mereka berdua berkelebat diotaknya. Kenangan dimana pertama kali mereka bertemu. Kenangan saat mereka mulai menarik perhatian satu sama lain. Hingga saat, Sungha meminta Hyera menjadi kekasihnya.
-=.=-