Mereka menyebutnya Raven.
Assassin terhebat sepanjang masa.
Tak seorang pun mengetahui namanya.
Bahkan tak seorang pun pernah bertemu dengannya.
Hanya satu yang mereka ketahui.
Dia adalah pembunuh.
Jika kau berurusan dengannya.
Bersiaplah bertaruh nyawa.
Pilihanmu hanya dua.
Mematuhi perkataannya atau mati.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Siwon mengernyitkan dahi saat membaca laporan yang diberikan kepadanya. Hampir seluruhnya laporan orang hilang. Dalam kurun waktu tiga bulan, terjadi 50 kasus orang hilang. Tak satupun dari 50 orang itu berhasil ditemukan. Siwon menaruh laporan itu, menghela nafas panjang. Belum pernah ia menemui kasus sesulit ini. Tak ada petunjuk ciri-ciri pelaku seperti apa. Sidik jari tak ditemukan. Sangat rapi. Menurut Kibum, hanya profesional yang bisa melakukannya.
Tok, tok! “ Masuk,” perintah Siwon. Pintu terbuka, tampak sosok Kibum berdiri disana. “ Ah, kau. Ada apa?” tanya Siwon. Kibum menaruh map hijau diatas meja. Tanpa membukanya, Siwon sudah bisa menebak isi map itu. “ Haissh…lagi?” Siwon mengacak-acak rambutnya, frustasi. “ Tenanglah. Yang ini berhasil ditemukan dua hari yang lalu,” ujar Kibum. Ekspresi wajah Siwon menjadi cerah. Buru-buru ia membuka map hijau itu, namun sedetik kemudian wajahnya memucat. “ Ma…mati?” pekik Siwon tak percaya. Kibum mengangguk, menaruh setumpuk foto. “ Tim forensik memberikanku foto-foto autopsi dan hasil olah TKP. Hasilnya…yah…kau pasti tak akan percaya,” Siwon menatap Kibum, seolah memaksa Kibum menjelaskan apa yang baru saja ia ketahui. “ Hmm…menurut tim forensik, penyebab tewasnya adalah racun Tetrodoxin.Ada bekas suntikan di lehernya. Kemungkinan besar racun langsung menyerang syaraf korban,” jelas Kibum. Siwon tercengang, otaknya berusaha mencerna kata-kata Kibum. “ Ah, ada lagi,” tambah Kibum. Siwon melirik Kibum, “ Apa lagi?” Kibum menggigit bibir bawahnya, ragu untuk mengatakannya. “ Apa, Bummie? Katakan!” desak Siwon. Kibum menghela nafas berat, “ Kemungkinan yang membunuhnya adalah Raven,”
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Angin malam berhembus pelan, seirama dengan suara ombak laut. Menyibakkan rambut seseorang yang sedang duduk diatas mobil Ferrari. Sebatang rokok ia hisap sampai habis. Baru saja ia mau mengambil batang rokok kedua, terdengar suara klakson mobil lain. Mobil itu berhenti didekatnya. Pintu mobil terbuka. Seorang pria separuh baya keluar dari mobil itu. Ia melirik pria itu tanpa ekspresi. Tanpa memperdulikan pria itu, ia menyalakan rokoknya dan menghisapnya. “ Hebat kau. Aku tak menyangka kau akan membunuhnya dengan cepat. Kau benar-benar luar biasa,” puji pria itu. Namun yang disanjung tak merasa senang. Ia terus menghisap rokoknya, tak merespon ucapan pria itu. “ Oh iya, ini bayaranmu. 20 juta won. Sesuai perjanjian,” kata pria itu sambil menaruh sekoper uang. Ia melirik sekilas, mematikan rokoknya. “ Ya. Sesuai perjanjian, setelah aku melakukan tugas darimu, maka kita tak akan berhubungan lagi,” ujarnya. Pria itu terlihat bingung. “ Apa maksudmu? Itu tak ada dalam perjanjian…”
DOR!
Pria itu roboh seketika. Tembakan mengenai kepalanya dan ia tewas seketika. Orang itu tersenyum licik saat ia mengetahui siapa yang menembaknya. Ia menghampiri penembak itu, menepuk bahunya. “ Kau memang penembak jitu, Raven,”