Cerita sebelumnya :
Hari ini aku mau ke sekolah lagi. Latihan lagi. Sebenarnya malas sih. Tapi aku tidak enak dengan Sunny dan Soo Young. Aku tidak berniat menceritakan kejadian kemarin di cafe pada mereka. Aku tidak ingin menambah rumit urusanku. Cukup dengan manusia kejam itu. Cukup dengannya saja.
Aku sudah siap. Tinggal mengambil bolaku. Eh ?
“Bolaku ? Mana ya ? Sepertinya kemarin saat pulang aku tidak membawanya. Apa ketinggalan ? Di mana ?” Aku berputar-putar di sekeliling tempatku berdiri mencari bolaku. Aku teringat sesuatu. Kelebatan kejadian kemarin, dari awal sampai aku pergi, berputar di kepalaku, dan…
“Aaa~ Aisshi ! Bolaku tertinggal di cafe itu. Aaah~ kenapa harus di tempat itu sih ?” Hal pertama yang terlintas di kepalaku adalah, kemungkinan besar aku akan bertemu dengan orang yang paling ingin kuhindari saat ini kalau aku ke sana.
“Tapi aku kan bisa bertemu lagi dengannya. Yah, bisa melihatnya sebentar.” Suara hatiku menggema terus. Aku mengembangkan senyum sedikit ketika berpikir bisa bertemu dengannya.
“Ah ! Aku kan ingin menghindarinya. Kenapa malah ingin bertemu sih. Aissh ! Siapa sih yang tiba-tiba bilang begitu.” Aku geleng-geleng. Mencoba menghilangkan pikiran tentang Kyuhyun Oppa.
Ups ! Sejak kapan aku memanggilnya Oppa. Ralat deh, Kyuhyun saja maksudku.
“Aiissh !! Kenapa aku memikirkannya ? Aku kan benci padanya.”
Cake of Love Part 4
Aku mencoba mengalihkan pikiranku dengan bernyanyi-nyanyi sendiri. Eomma dan appa masih belum pulang. Berarti benar semalam mereka menginap di Busan. Aku mengikat tali sepatuku di teras kemudian beranjak dan mengunci pintu rumah. Aku melihat jam yang melingkar di tangan kiriku.
“Aigoo, aku telat lagi.” Aku mengeluh sendiri. Hari ini aku janjian dengan tim sepak bola putri lainnya untuk kumpul di sekolah jam 8. Dan sekarang sudah jam setengah 9. Hehe, aku memang suka ngaret.
Aku berjalan menuruni jalanan rumahku yang memang menurun. Aku malas cepat-cepat. Badan dan pikiranku masih lelah. Habis kemarin seperti bertemu dengan penghisap energi sih. Si Kyuhyun itu. “Dia masuk sekolah nggak ya ?” pikirku. “Aissh ! Kenapa kepikiran lagi sih ? Sudah Seohyun…., tenang, tenang. Lupakan saja manusia kejam satu itu. Oke ? Rileks.” Aku mencoba menenangkan diriku.
Sejak memakan kuenya [dan berurusan dengannya juga], aku jadi sering kepikiran tentangnya. Entah darimana datangnya. Itu muncul begitu saja. Tapi, aku merasakan hawa yang sangat berbeda ketika bertemu dengannya dan ketika aku memakan kuenya. Perbedaan yang jauh kalau menurutku. Aku juga tidak tahu kenapa bisa begitu.
Bis yang kutunggu akhirnya datang. Aku segera naik dan memilih tempat duduk di dekat jendela. Tentu saja setelah menggesek kartu berlanggananku. Aku memandang ke arah luar selama perjalanan. Tatapanku kosong namun sebenarnya aku punya banyak pikiran yang memenuhi kepalaku saat ini. Hpku bergetar.
Lanjutkan membaca “Cake of Love Part 4” →