Diposkan pada Fanfiction, 한방 ♥ Oneshoot, 액션 ♥ Action, 우정 ♥ Friendship

Black Rose

Annyeonghaseo, aku author baru disini. Di blog ini, aku memakai nama Jepangku, Hiragawa Seiryuu. Jadi, jangan heran jika ada ID Ryuu muncul di blog ini. Karena Ryuu merupakan kependekan dari Seiryuu ^^

Well, this is my first FF in here. So, enjoy it and happy reading, fellas! ^^

Hujan deras menguyur bumi. Awan hitam menutupi bulan. Gelap dan dingin. Dan disinilah aku, bersama mayat laki-laki yang menjadi targetku. Aku, Hwang Sung Ki, si pembunuh bayaran. Aku mengenggam pistolku seraya menatap kosong mayat itu. Hujan telah membersihkan darah dan sidik jariku. Disini aman, tidak akan ada yang tahu perbuatanku.

Ku seret mayat laki-laki yang baru saja ku bunuh, ku buang ke jurang yang dalam. Lalu ku lemparkan pematik api. Aku mendengar suara ledakan. Beberapa detik kemudian, aku melihat api berkobar. Ledakan yang indah. Lebih indah dari kembang api.

*************************************

Ku berhentikan mobilku di basement gedung markas. Setelah ku kunci, aku masuk kedalam gedung. Beberapa orang melihatku dengan tatapan aneh. Maklum, bajuku basah kuyup terkena hujan. Aku malas membawa pakaian ganti.

“ Selamat datang, Black Rose. Kau memang hebat,” Aku menoleh, mencari tahu siapa yang bersuara. “ Deacon, rupanya kau,” sahutku sinis. Pemuda yang ku panggil Deacon itu menyeringai, berjalan mendekatiku. “ Jangan panggil aku Deacon. Kita kan partner,” Dasar namja aneh. Bukankah aturannya kita harus saling memanggil code name? “ Baiklah, Kyuhyun, jika itu yang kau mau,” balasku. Kyuhyun memamerkan evil smirk nya sambil mengacak-acak rambutku. “ Nah, begitu,dong. Kita kan partner, boleh dong panggil nama asli,” ujar Kyuhyun. Aku tak membalasnya. Hanya melempar pandangan dingin.

Cho Kyuhyun. Dia partnerku, dengan code name Deacon. Hanya dia lah yang mau mendekatiku. Tapi aku tak peduli dengan orang-orang sekitarnya. Bagiku, mereka hanya bakteri penganggu.

“ Mau kopi?” tawar Kyuhyun. Aku hanya mengangguk. Ia mengambil sekaleng kopi dari vending machine, memberikannya padaku. Aku mengambilnya tanpa mengatakan apa-apa. “ Kau ini benar-benar pelit bicara ya,” komentar Kyuhyun. Lagi-lagi dia membahas ini. “ Bukan urusanmu,” balasku. Raut wajahnya seperti orang kecewa. Dia benar-benar aneh. Sekaligus memuakkan.

Aku membuang kaleng kopi ke tong sampah, dan meninggalkan Kyuhyun sendirian. Aku takkan betah berlama-lama di tempat yang banyak orang, meskipun hanya 1-2 orang. Ada perasaan tidak nyaman saat aku berada di keramaian. Yah, mungkin aku memang tidak cocok dengan keramaian. Aku lebih menyukai sendirian.

*************************************

Kyuhyun’s POV

Dingin dan menusuk. Hanya itu yang muncul di benakku saat melihat tatapan dan ekspresi wajah Sung Ki. Seolah ia telah membeku. Aku tak habis pikir, kenapa ia seperti itu? Sikapnya, ekspresi wajahnya dan tatapan matanya seolah mengisyaratkan ia adalah patung es. Hanya akan mencair jika berada dalam suhu yang tinggi. Tapi sayang, Sung Ki bukan orang yang mudah untuk ditaklukkan.

Kemampuannya sebagai pembunuh nomor satu di organisasi kami tidak diragukan lagi. Cantik, cekatan dan profesional. Sword Cutlass dan Berreta M76 adalah pistol andalannya. Jika ia sedang dalam mood yang tidak bagus, ia tidak akan memakai jaket anti peluru. Pasti ia akan memakai tank top dan short pants. Hebatnya, ia jarang sekali terluka.

Pantas saja Boss sangat menyukainya. Aku tak heran jika ada beberapa orang yang iri pada Sung Ki. Bahkan mereka mengatakan padaku bahwa aku sedang bernasib sial karena harus menjadi partner dari gadis pembunuh terdingin di dunia. Tapi aku tak peduli. Aku ingin mengenalnya lebih jauh. Aku ingin membuatnya menjadi gadis ‘normal’.

*************************************

Lembah hijau, 09.30 AM

Sung Ki POV

“ Tidak! Ampun, nona! Aku hanya kurir!!”

Percuma. Sekeras apapun kau memohon, sekeras apapun kau menangis atau menjerit, aku tak peduli. Tanganku mengarahkan pistol didepan wajahnya yang ketakutan, jariku mulai menarik pelatuk pistol.

“ TIDAK!! TIDAAAAAKKKK!!!!”

DOR! BRUK!

Satu tembakan tepat di kepalanya. Langsung tewas seketika. Payah.

Tugas hari ini selesai. Aku ingin sekali pergi ke bar untuk menenangkan pikiran. Aku tak sabar ingin meminum Vodka dan Sherry.

Piiip….piiip…piiip

1 message

From: Stupid Deacon

I’m in your favourite bar. Drinking some Sherry. Wanna join?

Ku pikir siapa yang mengirim pesan. Ya sudahlah. Hanya hari ini saja aku menemani si bodoh itu.

*************************************

Kyuhyun POV

Aku mengoyangkan gelasku, tak sabar menanti kedatangan si gadis es. “ Hey, bartender. Give me one more glass of Sherry,” perintahku. Segera bartender menyiapkan Sherry untukku. Ah, bukan untukku, tapi untuk si gadis es.

Klek! Ini dia. Tak kusangka dia merespon ajakanku. Bartender menaruh segelas Sherry didekatku, lalu ku geser gelas itu kearah Sung Ki. “ Untukmu. Ayo kita bersulang,” Ia mengangkat gelasnya, namun tatapannya kearah lain. Sepertinya dia malas menatapku. Menarik. Kami bersulang, lalu meneguk Sherry sampai habis. Aku meliriknya, sepertinya dia masih kuat. “ Mau minum lagi?” tanyaku. Sung Ki mengangguk. “ Satu gelas lagi saja. Sebentar lagi aku harus menuju lokasi berikutnya,” jawab Sung Ki. Aku memanggil bartender. “ Dua gelas Sherry lagi!”

*************************************

Author POV

Bartender menyerahkan dua gelas Sherry pada Kyuhyun dan Sung Ki. Kyuhyun melirik Sung Ki. Gadis itu seperti sedang memikirkan sesuatu. “ Ada apa, Black Rose? Tak biasanya kau murung,” Sung Ki menggeleng. Kyuhyun baru menyadari bahwa Sung Ki sedang menatap selembar foto usang. “ Apa itu?” tanya Kyuhyun. Sung Ki menghela nafas, baru kali ini ekspresi wajahnya berubah menjadi sedih. “ Foto keluargaku. Mereka tewas dibunuh yakuza,” jawab Sung Ki singkat. Kyuhyun terdiam. Baru kali ini Sung Ki bercerita tentang keluarganya. “ Saat itu, Boss datang dan menyelamatkanku. Ia yang melatihku menjadi pembunuh. Ia juga yang mengajarkanku cara bertahan hidup,” lanjut Sung Ki. Pantas saja dia sangat tangguh, pikir Kyuhyun.

Sung Ki memasukkan foto usang itu kedalam jaketnya. Ekspresinya kembali dingin. Kyuhyun menaruh gelasnya yang kosong, melirik partnernya itu. “ Aku juga sepertimu,” ucap Kyuhyun pelan. Sung Ki menoleh, mengernyitkan dahi. “ Apa kau tahu kenapa code name ku Deacon?” tanya Kyuhyun. Sung Ki menggeleng. Kyuhyun tersenyum pahit sebelum ia melanjutkan kalimatnya. “ Aku….ditemukan tergeletak di sebuah gereja kecil. Saat Boss menemukanku, aku sekarat dan hampir menyusul kedua orangtuaku. Sejak itu, aku dilatih menjadi pembunuh dan aku diberi code name Deacon,” jelas Kyuhyun. Selama Kyuhyun bercerita, Sung Ki hanya diam. Pada dasarnya, semua pembunuh memiliki latar belakang yang sama, yakni ditinggal mati orang yang dicintai.

Sung Ki bangkit dari kursinya, pergi meninggalkan Kyuhyun. “ Kau mau kemana?” tanya Kyuhyun. Gadis itu tak menjawab. Tapi Kyuhyun tahu, ia pasti akan menuju lokasi berikutnya. Tanpa basa-basi, ia pergi mengejar Sung Ki. Entah apa yang mendorongnya, namun ia tetap melangkah. Sesuatu akan terjadi malam ini.

*************************************

Gedung bekas pabrik. Disini lah Sung Ki akan menghabisi target berikutnya. Perlahan ia memasuki gedung itu, mengenggam Sword Cutlass. Baru beberapa detik ia memasuki gedung, pintu dibelakangnya mendadak tertutup. Tampak seorang pria gemuk duduk di kursi kayu lapuk, didampingi dua pria tegap dan berwajah sangar. “ Mengincarku, eh? Aku sudah mengetahui kedatanganmu, Black Rose,” Sung Ki tersentak. Tak satu pun targetnya mengetahui code namenya. Bagaimana bisa pria ini tahu code namenya? “ Sungguh kehormatan besar bagiku bisa bertemu dengan pembunuh terhebat macam kau. Aku sangat terharu,” ucap pria itu. Sung Ki mengarahkan pistolnya, bersamaan dengan itu, kedua bodyguard itu menghalanginya. “ Jangan terburu-buru, Black Rose. Apa kau lupa denganku? Ah, saat itu kau masih sangat kecil untuk mengingatnya,” Ucapan pria itu membuat Sung Ki heran. “ Apa maksudmu?” tanya Sung Ki. Pria itu tersenyum, terkesan mengejek. “ Aku, yakuza yang membunuh keluargamu 10 tahun lalu,” Jawaban pria itu benar-benar menghantam Sung Ki. Sontak ia menyerang pria itu, namun gagal karena terhalang kedua bodyguard itu. Ia terjungkal, menabrak tiang. Namun ia mampu bangkit. Tatapan matanya berubah menjadi buas. Amarah mulai mendominasi pikirannya. “ Sayang sekali ya. Aku tak punya waktu untuk meladenimu. Sampai jumpa, Black Rose,” Pria itu kabur, menghilang begitu saja. “TUNGGU!!!!”

Sung Ki menerjang kedua bodyguard itu, namun gagal. Tak ada pilihan, ia harus mengalahkan kedua bodyguard itu sebelum ia menghabisi targetnya. Ia melawan dengan tembakan beruntun, dan saat bodyguard itu lengah, Sung Ki kabur melompati barang-barang. Ia berbelok ke kanan, matanya bergerak mencari jalan keluar. Ia melihat jendela di pojok ruangan, dan beruntung, kaca jendela itu pecah sebagian. “ TANGKAP DIA!!!” Suara pria itu memenuhi gedung. Nekad, Sung Ki menerobos jendela dengan tubuhnya dan ia terjatuh. Tangan kirinya terkena serpihan kaca. “ Argh!” jerit Sung Ki. Darahnya mengalir cukup banyak. Tes! “ Hujan?” Air jatuh, membasahi dirinya. Hujan deras membasahi bumi tempat ia berpijak. Pandangannya mulai kabur. Akan tetapi, matanya menangkap suatu obyek. Seperti ada yang berlari kearahnya. “ SUNG KI!!!!” Sung Ki yang mulai melemah, kembali bangkit saat mendengar suara itu. “ Kyu…” bisiknya. Kyuhyun menahan tubuh Sung Ki agar tidak jatuh. “ Cepat! Mereka akan menghabisi kita disini!” Tanpa menunggu lama, Kyuhyun menarik Sung Ki kedalam mobil dan mereka kabur dari tempat itu. “ Cih. Mereka kabur. Hey kalian! Jangan biarkan mereka lolos!” perintah pria gemuk itu. “ Siap!”

*************************************

Kyuhyun mengemudi dengan kecepatan tinggi, sementara Sung Ki terkulai lemas di kursi penumpang. Sung Ki melirik Kyuhyun yang terlihat seperti orang gila. Untuk pertama kalinya mereka berdua terjebak dalam situasi yang rumit. “ Kyu….bagaimana…kau bisa…” Sung Ki tak sanggup melanjutkan ucapannya. Efek jatuhnya ternyata sangat parah. Tulang rusuknya patah dan tangan kirinya terluka. “ Aku baru menyadarinya saat kau menjatuhkan ini,” jawab Kyuhyun seraya menunjukkan selembar foto. Sung Ki terkejut, foto yang ditunjukkan Kyuhyun adalah foto targetnya kali ini. “ Aku ingat, pria itu Wada Hitshuji adalah yakuza yang paling diburu oleh semua polisi didunia. Dia bukan sekedar yakuza, tapi juga hacker handal. Dia yang menerobos sistem jaringan organisasi kita beberapa waktu lalu!” Sung Ki tersentak mendengarnya. Itu sebabnya dia tahu code name ku, batinnya.

Kyuhyun melirik spion mobil, terlihat mobil Mercedez berwarna biru mengejar di belakang mereka. “ Sung Ki! Tetap tiduran seperti itu! Biar aku yang mengatasi mereka,” Kyuhyun membuka jendela mobil, mengarahkan Revolvernya kebelakang. Tembakan beruntun ia lepaskan, sebagian mengenai mobil musuh. Tembakan itu dibalas, namun Kyuhyun berhasil mengelak. Sung Ki hanya bisa pasrah, tubuhnya terlalu lemah untuk digerakkan.

Di tengah kesadarannya yang menipis, Sung Ki melihat jembatan besar tengah bergerak, membelah dua. Kyuhyun masih fokus dengan musuh, tak sadar dengan jembatan itu. ” KYU!!” seru Sung Ki. Saat itu juga, mobil mereka yang melaju dengan kecepatan tinggi, terhempas dari jembatan. Kyuhyun melepas seatbelt nya, berpindah tempat ke samping Sung Ki. Dipeluknya Sung Ki dengan erat. Hanya ini yang bisa ia lakukan untuk menolong Sung Ki. ” Bertahanlah. Semua akan baik-baik saja,” bisiknya. Tak lama kemudian, mobil mereka terjatuh dan hanyut di sungai. Wada, si pria gemuk itu, tersenyum sinis. ” Selamat menikmati neraka, Black Rose…”

*************************************

Tiga bulan telah berlalu. Wada Hitshuji berjalan di koridor mansion nya dengan perasaan tenang. Ia merasa bebas setelah musuh-musuhnya tiada. Seraya menikmati bunga-bunga yang mulai bermekaran, ia memanggil pelayannya dan memerintahkannya untuk menyediakan teh.

Pelayan itu menaruh secangkir teh dihadapan Wada. ” Arigatou,” ucap Wada. Diteguknya teh itu dalam sekali teguk. Saat meneguknya, tiba-tiba saja tenggorokannya terasa terbakar. Wada menjerit minta tolong, namun tak satu pun mendengar jeritannya. Ia terjatuh, dan tak lama kemudian ia mati. Bersamaan dengan gugurnya daun maple.

*************************************

” Kerja bagus,Kyuhyun,” Kyuhyun hanya tersenyum tipis. Ia terlalu sibuk berkutat dengan kostum pelayannya. ” Ide mu bagus sekali. Menyamar menjadi pelayan dan membunuh seluruh orang di mansion itu,” puji Kyuhyun. Sung Ki tak merespon. Ia menahan sakit di tubuhnya, membuatnya tak sanggup tertawa. Tiga bulan lalu, Kyuhyun berhasil menembaki kaca dan menghancurkannya tepat tiga detik sebelum mereka tenggelam. Setelah mereka berhasil keluar, Kyuhyun bergegas membawa Sung Ki ke Rumah Sakit. Sebulan kemudian, Sung Ki keluar dari Rumah Sakit. Lalu, mereka menyusun rencana untuk membunuh Wada Hitshuji. Menyamar menjadi orang dalam dan meracuninya.

” Sekarang kita mau kemana?” tanya Kyuhyun. Sung Ki mengedikkan bahu. ” Entahlah. Pulang?” Sung Ki balas bertanya. Kyuhyun menggenggam tangan Sung Ki, tersenyum manis. ” Tidak. Kita akan mencari tempat tinggal,” kata Kyuhyun. Sung Ki heran mendengarnya. ” Dimana?” tanya Sung Ki polos. Bukannya menjawab, Kyuhyun malah memeluk Sung Ki. ” Dimanapun. Asal kita bisa bersama. Tanpa harus memegang senjata,” bisiknya. Dalam hati, Kyuhyun berjanji, tak akan membiarkan Sung Ki menjadi pembunuh lagi. Ia ingin Sung Ki menjadi gadis normal. Dan hidup layaknya gadis normal.

 

~FIN~

 

Penulis:

Freelance Translator (ENG-IND) | This blog is portfolio for all translation I've done

5 tanggapan untuk “Black Rose

Tinggalkan komentar